Assalamu'alaikum ...

Foto saya
depok, jawa barat, Indonesia
jadilah apa yang kau inginkan!

Selasa, 13 Juli 2010

Infus NaCl Majemuk laporan 2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sediaan parenteral adalah bentuk sediaan untuk injeksi atau sediaan untuk infus. Sdiaan injeksi telah digunakan untuk pertama kalinya pada manusia sejak tahun 1660. Akan tetapi perkembangan injeksi baru berlangsung tahun 1852, khususnya pada saat diperkenalkannya ampul gelas oleh Limousin ( Perancis ) dan Friedleader ( Jerman ), seorang apoteker. Injeksi adalah pemakaian dengan cara penyemprotan larutan atau suspensi ke dalam tubuh untuk tujuan terapeutik atau diagnostik. Injeksi dapat dilakukan ke dalam aliran darah, ke dalam jaringan atau organ.

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan yang hendak kami capai dalam praktikum ini adalah untuk :
1. Memperoleh gambaran mengenai praformulasi suatu zat obat serta membuat dan mengevaluasi hasil dari sediaan yang dibuat.
2. Mengetahui mengenai pengertian, pembagian, cara pembuatan, perhitungan dosis, sterilisasi dan penyerahan suatu sediaan obat parenteral, khususnya injeksi.
3. Agar dapat menyalurkan ilmu yang sudah didapat selama perkuliahan dalam bentuk pengamatan dan penyusunan makalah berdasarkan dasar-dasar teori dalam mata kuliah teknologi sediaan steril.

1.3 Tujuan Formulasi Sediaan

Formulasi sediaan disusun berdasarkan zat aktif yang digunakan, sehingga perlu diperhatikan ada atau tidaknya interaksi yang terjadi dengan zat tambahan yang digunakan agar obat/sediaan dapat digunakan secara efektif dan dapat memenuhi syarat-syarat resmi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori Sediaan
Infus adalah larutan dalam jumlah besar terhitung mulai dari 10 ml yang diberikan melalui intravena tetes demi tetes dengan bantuan peralatan yang cocok. Asupan air dan elektrolit dapat terjadi melalui makanan dan minuman dan dikeluarkan dalam jumlah yang relative sama. Rasionya dalam tubuh adalah air 57 %; lemak 20,8 %; protein 17,0 %; serta mineral dan glikon 6 %. Ketika terjadi gangguan homeostasis ( keseimbangan cairan tubuh ), maka tubuh harus segera mendapatkan terapi untuk mengembalikan keseimbangan air dan elektrolit.

Infus NaCl
Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler dan memegang peranan penting pada regulasi tekanan osmotisnya, juga pada pembentukan perbedaan potensial ( listrik ) yang perlu bagi kontraksi otot dan penerusan impuls di syaraf.
Defisiensi natrium dapat terjadi akibat kerja fisik yang terlampau berat dengan banyak berkeringat dan banyak minum air tanpa tambahan garam ekstra. Gejalanya berupa mual, muntah, sangat lelah, nyeri kepala, kejang otot betis, kemudian juga kejang otot lengan dan perut.
Selain pada defisiensi Na, natrium juga digunakan dalam bilasan 0,9 % ( larutan garam fisiologis ) dan dalam infus dengan elektrolit lain.
II.2 Data Zat Aktif
Daftar Obat Dosis Lazim Kelarutan pH Jenis Sterilisasi Khasiat
NaCl (Natrium klorida) 1 bagian larut dalam 3 bagian air, 10 bagian gliserol 4,5 – 7 (DI 2003 hal 1415) 6,7-7,3 ( Excipient hal 672)
Autoklaf atau filtrasi (Martindale 28 hal: 635)
Pengganti ion Na+, Cl- dalam tubuh
II.3 Data Zat Tambahan

Daftar Obat Dosis Lazim Kelarutan pH Jenis Sterilisasi Khasiat
KCl 2,5 – 11,5% Larut dalam air, sangat mudah larut dalam air panas, praktis tidak larut dalam eter, etanol dan alkohol.
4 - 8 Sterilisasi Dengan otoklaf atau filtrasi.
Biasa digunakan dalam sediaan parenteral sebagai senyawa pengisotonis.
CaCl Mudah larut dalam air, dalam etanol, dan dalam etanol mendidih, sangat mudah larut dalam air panas.
4,5 – 9,2(5% larutan air) autoklaf
Untuk mempertahankan elektrolit tubuh, untuk hipokalemia, sebagai elektrolit yang esensial bagi tubuh untuk mencegah kekurangan ion kalsium yang menyebabkan iritabilitas dan konvulsi.







II.4 Formula Standar dari Fornas atau Martindale
Faormulasi standar dari Fornas
Komposisi : Tiap 250 ml mengandung :
Natrii Chloridum 4,3 gr
Calii Chloridum 0,15 gr
Kalii Chloridum 2,4 gr
Aqua Pro Injeksi ad 250 ml
Penyimpanan : Dalam wadah dosis tunggal.
Catatan : - pH 5 sampai 7,5
- Tidak boleh mengandung bakterisida
- Disterilkan dengan cara sterilisasi A atau C segera setelah dibuat.
- Bebas pirogen.
- Di injeksikan secara infus

II.5 Tak Tersatukan Zat Aktif ( OTT )
KCl = protein hdyrolsysate

II.6 Usul Penyempurnaan Sediaan
No Masalah Yang Diinginkan Alternatif Pilihan Alasan
1. Zat aktif dibuat sediaan injeksi Zat aktif cepat mencapai efek terapeutik Diberikan secara :
- IM
- IV
- SC
- IP IV Karena zat aktif dibuat sediaan infus yang isotonis terhadap cairan tubuh.
2. Zat aktif dibuat sediaan steril Zat aktif bebas pirogen dan mikroorganisme Dilakukan sterilisasi :
- S. Aseptis.
- S. Akhir. Sterilisasi akhir dengan autoklaf Karena sediaan berupa sediaan infuse dengan pembawa air dan tahan terhadap pemanasan tinggi.
3. Sediaan bervolume besar Ditempatkan pada wadah yang sesuai Ditempatkan dalam wadah :
- botol infuse.
- vial.
- ampul Botol infuse Karena sediaan ditujukan untuk sediaan infuse sehingga volumenya besar.
4. Penandaan berdasarkan golongan obat bermacam – macam. Penandaan golongan yang sesuai sebagai petunjuk penggunaan konsumen



= Obat keras



= Obat bebas terbatas



= Obat bebas
Obat keras





Karena penggunaan sediaan injeksi harus dengan resep dokter dan perlu dilakukan oleh tenaga ahli medis

II.7 Alat dan Cara Sterilisasi.
Nama Alat Waktu Cara Sterilisasi
Sendok porselen 30 menit 0ven 170°C
Spatel logam 30 menit 0ven 170°C
Pinset logam 30 menit 0ven 170°C
Batang pengaduk gelas 30 menit 0ven 170°C
Erlenmeyer 30 menit 0ven 170°C
Cawan penguap 30 menit 0ven 170°C
Kaca arloji 30 menit 0ven 170°C
Gelas ukur 30 menit Autoklaf ( 115°C -116°C )
Pipet ukur 30 menit Autoklaf
Pipet tetes tanpa karet 30 menit Autoklaf
Karet pipet 30 menit Rebus
Corong gelas dan kertas saring 30 menit Autoklaf
Jarum suntik ( spuit ) 30 menit Autoklaf
Bekerglass 30 menit 0ven 170°C
Corong serbuk 30 menit 0ven 170°C
Mortir dan alu 30 menit 0ven 170°C
Ampul 30 menit 0ven 170°C

II. 8 Formulasi Awal.
R / NaCl 1,5 gr
CaCl 0,45 gr
KCl 0,041 gr
API ad 250ml
m.f infuse 250 ml

 Perhitungan Bahan
250 + (250 x 2%) = 255 ml/ perbotol
255 + (255 x 10 %) = 280 ml ≈ 300 ml / 2 botol


CaCl2 gr

 FORMULA AKHIR
R/ NaCl 1,8 gr
KCl 0,049 gr
CaCl2 0,54 gr
 Perhitungan Osmolaritas



CaCL2
 Jumlah total = 246,15 + 48, 08 + 5,26 = 299, 49 (278 - 328)
 Perhitungan dengan rumus white vincent
NaCl = 1,8 x 111,1 = 199,98
KCl = 0,049 x 111,1 = 5,44
CaCl2 = 0,54 x 111,1 = 49,995
 Jumlah total = 199,98 + 5,44 + 49,995 = 255,415

II. 9 Perhitungan Bahan.
NaCl = (1,8 + (5% x 1,8)) x 2 = 3,78 gr
KCl = (0,049 + ( 5% x 0,0049)) x 2 = 0,102 gr
CaCl2 = (0,54 + ( 5% x 0,54)) x 2 = 1,134 gr
API = 300 ml x 2 botol infuse = 600ml
Karbon aktif = 0,1 % x 600 ml = 0,6 gr
II.10 Prosedur Pembuatan
a) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b) Membuat Aqua Pro Injeksi, yaitu dengan cara :
Memanaskan aquadest sampai mendidih kemudian memanaskannya kembali selama 30 menit.
c) Menimbang zat aktif yaitu NaCl sebanyak 0,28 gr kemudian memasukkannya ke dalam beker glass yang telah dikalibrasi 120 ml.
d) Menimbang KCl sebanyak dan menimbang CaCl sebanyak kemudian memasukkannya ke dalam beaker glass terpisah yang lain.
e) Menuangkan air steril untuk melarutkan dan membilas kaca arloji sampai tanda kalibrasi tercapai.
f) Menimbang NaCl sebanyak 0,28 gr kemudian memasukkannya ke dalam larutan kemudian beker glass ditutup dengan kaca arloji dan disisipi batang pengaduk.
g) Menghangatkan larutan pada suhu 50 – 70oC selama 15 menit sambil sesekali diaduk.
h) Kertas saring ganda dan terlipat dan dibasahi dahulu dengan API.
i) Memindahkan corong dan kertas saring ke Erlenmeyer steril bebas pirogen.
j) Menyaring larutan hangat – hangat ke dalam Erlenmeyer.
k) Mengukur volume larutan dalam gelas ukur tepat 120 ml dan isikan langsung ke dalam botol infuse 100 ml.
l) Memasang tutup karet botol infuse steril, mengikat dengan simpul champagne.
m) Mensterilkan botol infuse yang berisi larutan dalam autoklaf dengan suhu 115 – 1160C selama 10 menit























BAB III
PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, kami membuat sediaan steril volume besar dengan pelarut air yaitu infus NaCl Majemuk. Bahan – bahan tambahan yang digunakan sebagai pelengkap NaCl majemuk adalah KCl sebagai senyawa pengisotonis, CaCl untuk mempertahankan elektrolit tubuh, untuk hipokalemia, sebagai elektrolit yang esensial bagi tubuh untuk mencegah kekurangan ion kalsium yang menyebabkan iritabilitas dan konvulsi., API (Air Pro Injeksi) sebagai pelarut. Semua bahan – bahan sangat mudah larut dalam air.
Pada sediaan parenteral volume besar umumnya diberikan lewat infus intravena untuk menambah cairan tubuh, elektrolit, atau untuk memberi nutrisi. Infus intravena merupakan sediaan parenteral dengan volume besar yang ditujukan untuk intravena. Secara umum cairan infus intravena digunakan untuk pengganti cairan tubuh dan memberikan nutrisi tambahan, serta mempertahankan fungsi normal tubuh pasien rawat inap yang membutuhkan asupan kalori yang cukup selama masa penyembuhan atau setelah operasi. Selain itu ada pula kegunaan lainnya yaitu sebagai pembawa obat-obat lain.
Keuntungan pemberian infus intravena ini adalah menghasilkan kerja obat yang cepat dibandingkan dengan cara-cara pemberian lain dan tidak menyebabkan masalah terhadap absorbsi obat. Sedangkan kerugiannya yaitu obat yang diberikan sekali melalui intravena maka obat tidak dapat dikeluarkan dari sirkulasi seperti dapat yang dilakukan untuk obat bila diberikan per oral, misalnya dengan cara dimuntahkan.
Pada dasarnya pembuatan larutan injeksi dan larutan infus sama tetapi ada beberapa perbedaan dalam pembuatan larutan infus, perbedaan itu seperti pada pembuatan larutan injkesi larutan tidak perlu bebas pirogen, sediaan dapat diberikan secara iv.im,ip dan sc, pelarutnya dapat berupa aiir (jika zat aktif dapat larut dengan air) atau minyak (jika zat aktif larut dengan minyak) dan dapat dibuat suspensi jika tidak larut air, selain itu volume yang dibuat adalah volume kecil (< 100ml). Sedangkan , larutan infusi diberikan secara iv maka pelarutnya harus air dan harus larut semua dengan air kerena pada larutan infus diberikan secara iv sehingga pada metode pemberian langsung berhubungan dengan darah. Selain itu, sediaan ini harus bebas pirogen dan termasuk sediaan bervolume besar (≥100ml).
Cairan infus intravena ini dikemas dalam bentuk dosis tunggal, dalam wadah plastik atau gelas, steril, harus bebas pirogen serta bebas partikel-partikel lain. Oleh karena volumenya yang besar, pengawet tidak pernah digunakan dalam infus intravena untuk menghindari toksisitas yang mungkin disebabkan oleh pengawet itu sendiri. Cairan infus intravena juga biasanya mengandung zat-zat seperti asam amino, dekstrosa, elektrolit dan vitamin.
Pada pembuatan sediaan ini larutan harus bebas pirogen maka cara yang dilakukan agar larutan bebas pirogen yaitu dengan cara penambahan carbon aktif pada larutan infus sebanyak 0,1% dari total larutan yang dibuat, setelah itu larutan yang telah ditambahkan carbon aktif kemudian dipanaskan selama 15 menit dan suhunya dipertahankan antara 60-70°C, kemudian larutan didinginkan setelah itu disaring dengan sebanyak dua kali agar tidak ada benda – benda kecil yang melayang di sediaan sehingga sediaan berwarna lebih jernih.
Pada praktikum ini kami melakukan kesalahan karena kami kurang teliti dalam mencari informasi tentang sterilisasi zat yang kami gunakan Seharusnya kami melakukan sterilisasi akhir untuk sediaan infus NaCl majemuk ini, tetapi karena kami kurang teliti dalam mencari informasi sehingga kami mengira bahwa sterilisasi infus NaCl majemuk menggunakan sterilisasi secara aseptis.
Evaluasi yang kami lakuakan antara lain kejernihan dari larutan dan test pH. Pada uji kejernihan larutan jernih dan tidak ada ada benda – benda kecil melayang dan pH yang kami peroleh sekitar 6 – 7. Ph yang diperoleh mendekati dengan pH darah.












BAB IV
PENUTUP


VI.1 Kesimpulan
• Pelarut yang digunakan dalam pembuatan sediaan injeksi NaCl majemuk adalah API (Aqua Pro Injeksi).
• Sediaan injeksi NaCl majemuk diberikan secara Iv (Intra Vena).
• Bahan tambahan yang digunakan sebagai NaCl majemuk antara lain :
 KCl senyawa pengisotonis
 CaCl sebagai pertahanan elektrolit tubuh
• Sterilisasi yang digunakan adalah aseptis dengan menggunakan Autoklaf. Seharusnya kami melakukan sterilisasi akhir tetapi karena ada kesalahan informasi, jadi kami tidak tahu yang sebenarnya.
• pH yang diperoleh sekitar 6 -7 sesuai dengan pH darah
VI.2 Saran
Kami harus lebih teliti lagi dalam menimbang, mencampurkan dan melarutkan bahan-bahan. Dan kami harus memperhatikan dalm menyiapkan alat-alat yang akan digunakan.
















DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI, 1979. Farmakope Indonesia, edisi III. Jakarta.
Departemen kesehatan RI, 1995. Farmakope Indonesia, edisi IV. Jakarta.
Wade Ainley dan Weller J Paul. 1994. Handbook of Pharmaceutical Exipients second edition. London : The Pharmaceutical Press.
Reynolds E. F, Prasad B. Anne.1982. MARTINDALE Twenty-eight Edition. London : The Pharmaceutical Press.
Lucas, Stefanus. 2006. Formulasi Steril, Jakarta: Penerbit Andi.


















iii

Tidak ada komentar: