Assalamu'alaikum ...

Foto saya
depok, jawa barat, Indonesia
jadilah apa yang kau inginkan!

Kamis, 08 Juli 2010

OTM Gentamisin 1

PRAFORMULASI

1. Gentamisin SO4
( Martindale, hal.1166 )
Pemerian : Serbuk putih sampai dengan kuning
Kelarutan : Larut dalam air, tidak larut dalam etanol, dalam aseton, kloroform, eter dan dalam benzene.
pH : 6,5 – 7,5 (untuk tetes mata) Martindale Hal 1673
Wadah dan penyimpanan : Wadah tertutup rapat dan terhindar dari panas.
OTT : incompatible dengan amfoterisin, setalosponn, eritromisin, heparin, penisilin, Na Bikarbonat, sulfadiazine Na. ketika Gentamisin diberikan bersamaan dengan karbenzilin/penisilin lainnya, administrasinya pada posisi yang berbeda disarankan.
Stabilitas : Stabil pada suhu 25oC selama 7 hari.
Khasiat : Antibakteri, Konjungtivitis, blefaritis, keratitis, keratokonjungtivitis, meibomitis, dakriosititis.
Konsentrasi : 0,3 %
Sterilitas : filtrasi
Dosis : Tetess Mata 0,3% : 4-6 dd 1-2 tetes (Obat-obat penting hal 74)
Pemerian :
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol 95%, bentuk anhidrat mudah larut dalam benzen dan agak sukar larut dalam eter.
OTT : aluminium, surfaktan anionik, sitrat, kapas, fluoresin, H2O2, HPMC, iodide, kaolin, lanolin, nitrat.
Stabilitas : bersifat higroskopis dan mungkin dipengaruhi oleh cahaya, udara dan bahan logam. Larutannya stabil pada rentang pH dan rentang temperatur yang lebar. Larutannya dapat disimpan pada periode waktu yang lama dalam suhu kamar.
Konsentrasi : dalam sediaan preparat mata, benzalkonium klorida digunakan sebagai pengawet dengan konsentrasi 0,01%-0,02%, biasanya dikombinasi dengan 0,1%w/v disodium edetat.
Kegunaan : pengawet, antimikroba.
Sterilisasi : autoklaf
Ph : 5-8 untuk 10%w/v larutan
Wadah : tertutup rapat dan terhindar dari cahaya.
2. Benzalkonium Klorida
(Hand Book of Pharmaceutical Excipient, hal.27)
Pemerian : Serbuk amorf berwarna putih atau putih kekuning-kuningan dapat berupa gel yang tebal atau seperti gelatin, bersifat higroskopis dan berbau aromatis dan rasa sangat pahit.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol 95%, bentuk anhidrat mudah larut dalam benzen dan agak sukar larut dalam eter.
OTT : aluminium, surfaktan anionik, sitrat, kapas, fluoresin, H2O2, HPMC, iodide, kaolin, lanolin, nitrat.
Stabilitas : bersifat higroskopis dan mungkin dipengaruhi oleh cahaya, udara dan bahan logam. Larutannya stabil pada rentang pH dan rentang temperatur yang lebar. Larutannya dapat disimpan pada periode waktu yang lama dalam suhu kamar.
Konsentrasi : dalam sediaan preparat mata, benzalkonium klorida digunakan sebagai pengawet dengan konsentrasi 0,01%-0,02%, biasanya dikombinasi dengan 0,1%w/v disodium edetat.
Kegunaan : pengawet, antimikroba.
Sterilisasi : autoklaf
Ph : 5-8 untuk 10%w/v larutan
Wadah : tertutup rapat dan terhindar dari cahaya.
3. Natrium Edetat
(Hand Book of Pharmaceutical Excipient hal 178)
Pemerian : Serbuk kristal putih tidak berbau dengan sedikit rasa asam
Kelarutan : Larut dalam air (1:11), Praktis tidak larut dalam kloroform dan eter, larut dalam etanol (95%)
pH : 4,3-4,7 dalam larutan 1% air bebas CO2
Kegunaan : Untuk mencegah kontaminasi dengan logam
Stabilitas : Sangat higroskopis dan harus dilindungi dari kelembaban
OTT : dengan pengoksidasi kuat, dan ion logam polifalen seperti tembaga, nikel, Na EDTA merupakan asam lemah dan bereaksi dengan logam membentuk hidrogen.
Sterilisasi : autoklaf
Penyimpanan : harus disimpan diwadah bebas alkali, tertutup rapat dan ditempat sejuk dan kering.
Konsentrasi : 0,005-0,1% w/w sebagai chelating agent
Kegunaan : sebagai chelating agent
4. Sodium metabisulfit
(Handbook of Pharmaceutical Excipients hal 451)
Pemerian : Tidak berwarna, berupa kristal prisma atau serbuk kristal putih hingga putih kecoklatan yang berbau sulfur dioksida dan asam.
Kelarutan : Agak mudah larut dalam etanol, mudah larut dalam gliserin, dan sangat mudah larut dalam air.
Kegunaan : Antioksidan
Konsentrasi : 0,01 – 1,0 %
pH : 3,5 – 5,0
Stabilitas : Teroksidasi secara perlahan dalam udara panas dan lembab
Penyimpanan : Simpan ditempat yang sejuk dan kering
OTT : derivat alkohol, kloramfenikol, dan fenil merkuri asetat
Sterilisasi : Otoklaf
Ekivalensi : 0,7
Zat Δ Tf 1% Konsentrasi Δ Tf x Konsentrasi
Gentamisin SO4 - - 0,0151
Benzalkonium Cl 0,09 0,01 0,0009
Na EDTA 0,13 0,02 0,0026
Na metabisulfit 0,38 0,05 0,019
Na2HPO4 0,24 0,128 0,0672
KH2PO4 0,25 0,136 0,034
Δ Tf 0,1388°
BAB IV
FORMULASI

Formula
Gentamisin Sulfat 0,3 %
NaCl 0.659 %
Benzalkonium Klorida 0,01 %
Na Metabisulfit 0,05 %
Na EDTA 0,02 %
Na2HPO4 0,128
KH2PO4 0,136

Perhitungan Bahan
• Gentamisin SO4
590 µg gentamisin setara dengan 1 mg gentamisin SO4
1 x 30 = 50,8 mg
0,59
• Dapar (digunakan dapar fosfat)
ß = 0,01
dik :
Dapar fosfat pH = 6-8,2
pKa 1 = 7,21
ka = - log pKa
Ka = 6,2 . 10 -8
pKa 2 = 7,21
pKa 3 = 12,67
pH = 7  [ H+ ] = 10-7
BM Na2HPO4 = 141,96
BM KH2PO4 = 136,09
Dit :
C HPO4?
C NaH2PO4 ?

HPO4 = asam, NaH2PO4 = garam

Jawab :
Pers. 1 pH = pKa + log [G]
[A]
7 = 7,21 + log [G]
[A]
log [G] = - 0,21
[A]

[G] = 0,62 M
[A]
[G] = 0,62 M [A]
Pers. 2 ß = 2,3 C . Ka . [H3O+]
{Ka + [H3O+]}2

0,01 = 2,3C. 6,2 . 10 -8 x 10-7
[6,2 . 10 -8. 10-7]2
0,01 = 2,3C . 2,37.10-1
C = [A] + [G]
0,018 = [A] + 0,62 [A]
[A] = 0,01 M
[G] = 0,008 M

Berat Asam
M = gr x 1000
Mr V
Gr = M . Mr . V
1000
gr = 0,01 x 136,09 x 10
1000
= 0,0136 gr
BA = 13,6 mg

Berat Garam
BG = 0,008 x 141,96 x 10
1000
BG = 0,0114 gr
BG = 11,4 mg

Menghitung Isotonisitas
ΔTf = Liso x Berat x 1000
BM x V
ΔTf = 2 x 50,8
673,59 x 10
ΔTf = 2 x 50,8
6735,9
ΔTf = 0,0151°

Konversi Na2HPO4 anhidrat ke Na2HPO4 dihidrat
% = BM Na2HPO4 dihidrat x % Na2HPO4 anhidrat
BM Na2HPO4 anhidrat
= 159,96 x 0,114 %
141,96
= 0,128 %


Data Tf dalam 1%
Zat Δ Tf 1% Konsentrasi Δ Tf x Konsentrasi
Gentamisin SO4 - - 0,0151
Benzalkonium Cl 0,09 0,01 0,0009
Na EDTA 0,13 0,02 0,0026
Na metabisulfit 0,38 0,05 0,019
Na2HPO4 0,24 0,128 0,0672
KH2PO4 0,25 0,136 0,034
Δ Tf 0,1388°
Δ Tf Isotonis = 0,52
Δ Tf yang harus ditambahkan
0,52 – 0,1388 = 0,3812°
Jadi  0,3812 x 0,9% = 0,659 % = 0,659 gr/100 ml
0,52

Penimbangan bahan
Gentamisin SO4 50,8 mg x 2 = 101,6 mg
Benzalkonium Florida 0,01 x 20 ml = 2 mg
100
Na EDTA 0,02% x 20 ml = 4 mg
NaCl 0,659% x 20 ml = 0,1318 gr = 131,8 mg
Na Metabisulfit 0,05% x 20 ml = 0,01 gr = 10 mg
Na2HPO4 anhidrat 0,114% x 20 ml = 0,0228 gr = 22,8 mg
KH2PO4 0,136% x 20 ml = 0,0272 gr = 27,2 mg

Cara Pembuatan :
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Kalibrasi botol sebanyak 10 ml. dan lakukan
3. Kalibrasi alat untuk mencukupkan ad 20 ml.
4. Timbang semua bahan yang digunakan.
5. Dilarutkan bahan-bahan yang digunakan satu persatu. Terlebih dahulu dilarutkan bahan aktif dengan API. Kemudian bahan pendapar dilarutkan dengan API lalu dilanjutkan dengan melarutkan NaCl, Na EDTA, Na metabisulfat dan benzalkonium klorida.
6. Dimasukkan semua bahan yang sudah dilarutkan ke dalam gelas ukur sampai volume 17 ml. (intermediate add) Lalu di cek pH nya.
7. Lalu diadkan sampai 20 ml. Larutan kemudian di saring dengan kertas saring yang sudah disiapkan dan dibasahi.
8. Lalu larutan dimasukkan kedalam botol plastik yang sudah dikalibrasi. Tutup botol.
9. Lakukan sterilisasi dengan autoklaf pada suhu 115-116oC selama 30 menit. Lalu beri etiket dan lakukan evaluasi.
BAB V
EVALUASI

Hasil Pengamatan :
Setelah dilakukan pengamatan terhadap hasil praktikum, diperoleh data sediaan berupa larutan yang homogen, jernih, tidak berbusa dan tidak berwarna.

Evaluasi :
1. Evaluasi terhadap kelarutan sediaan akhir.
 Larutan yang dihasilkan larut dengan homongen ditandai dengan tidak adanya pertikel-partikel kasar pada sediaan akhir.
2. Evaluasi terhadap volume akhir.
 Larutan yang ada pada sediaan ada tidak mengalami pengurangan volume setelah disterilisasi dengan menggunakan autoklaf pada suhu 115 – 116o C selama 10 menit. Volume awal sebelum disterilisasi = 10 ml dan volume akhir setelah disterilisasi = tetap 10 ml.

BAB VI
PEMBAHASAN
Pada praktikum ini yang dilakukan adalah pembuatan sediaan steril tetes mata dengan bahan aktif Gentamisin Sulfat. Tetes mata adalah sediaan steril yang berupa larutan atau suspensi yang digunakan dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir mata disekitar kelopak mata dari bola mata.
Tetes mata Gentamisin Sulfat yang dibuat dengan konsentrasi sebesar 0,3% ini ditujukan untuk mengobati konjungtivitis, blefaritis, keratitis, keratokonjungtivitis, meibomitis, dan dakriosititis. Gentamisin Sulfat Memiliki bentuk fisik berupa serbuk putih sampai dengan kuning dengan kelarutan : larut dalam air, tidak larut dalam etanol, dalam aseton, kloroform, eter dan dalam benzene.
Proses pembuatannya dimulai dengan persiapan alat dan bahan, lalu dilakukan penimbangan semua bahan yang dilakukan di grey area. Juga dilakukan pengkalibrasian botol tetes mata. Bahan-bahan yang bersifat kurang halus maka digerus atau dihaluskan dahulu sebelum ditimbang. Proses pembuatan dilanjutkan di White Area. Bahan aktif Gentamisin Sulfat dilarutkan dengan API secukupnya kemudian dimasukkan ke dalam beakerglass.
Lalu bahan pendapar (Na2HPO4 dan KH2PO4) dilarutkan terlebih dahulu lalu dilanjutkan dengan melarutkan NaCl, Na EDTA, Na metabisulfat dan benzalkonium klorida satu persatu menggunakan API dan dimasukkan beakerglass lalu dihomogenkan. Kemudian campuran tersebut dimasukkan ke dalam gelas ukur lalu ditambahkan API yang digunakan untuk membilas beakerglass tersebut sampai diperoleh volume 15 ml (intermediate add). Lalu dilakukan pemeriksaan pH, pada praktikum yang dilakukan diperoleh pH 7. Nilai pH ini menunjukkkan bahwa pH berada dalam rentang pH stabilitas bahan aktif (Gentamisin Sulfat) yaitu 6,5 sampai 7,5 sehingga dengan keadaan demikian tidak perlu dilakukan adjust pH. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan bahan pendapar.
Langkah berikutnya adalah larutan diadkan sampai 20 ml. Kemudian di saring dengan kertas saring yang sudah disiapkan dan dibasahi dengan API. Lalu larutan sebanyak 10 ml dimasukkan kedalam botol plastik yang sudah dikalibrasi, setelah pengukuran selesai botol ditutup. Kemudian dilakukan perapihan seluruh peralatan dan dibawa ke grey area melalui passbox.
Botol sediaan kemudian disterilisasi dengan menggunakan autoklaf. Sediaan disterilisasi selama 10 menit (dispensasi seharusnya 30 menit) pada suhu 115-116oC. Setelah proses sterilisasi selesai lalu dilakukan penempelan etiket.
Lalu terakhir dilakukan evaluasi sediaan akhir. Langkah awal dievaluasi kelarutannya. Yaitu larutan dilihat secara langsung, yaitu dapat dinyatakan larut karena pada larutan yang terbentuk tidak terdapat partikel-partikel pada larutan dan larutan yang terbentuk adalah jernih.
Uji lain yang dilakukan adalah uji perubahan volume. Yaitu volume awal sebelum disterilisasi dengan menggunakan autoklaf dicatat kemudian volumenya dibandingkan dengan volume akhir setelah disterilisasi dengan menggunakan autoklaf. Pada evaluasi ini larutan pada ampul sebelum dan setelah disterilisasi volumenya tetap yaitu 10 ml.









BAB VII
KESIMPULAN

• Tetes mata adalah sediaan steril yang berupa larutan atau suspensi yang digunakan dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir mata disekitar kelopak mata dari bola mata. (FI III hal. 10)
• Tetes mata Gentamisin Sulfat yang dibuat dengan konsentrasi sebesar 0,3% ini ditujukan untuk mengobati konjungtivitis, blefaritis, keratitis, keratokonjungtivitis, meibomitis, dan dakriosititis.
• Gentamisin Sulfat Memiliki bentuk fisik berupa serbuk putih sampai dengan kuning dengan kelarutan : larut dalam air, tidak larut dalam etanol, dalam aseton, kloroform, eter dan dalam benzene.
• Setelah dilakukan evaluasi terhadap kelarutan sediaan akhir diketahui bahwa larutan yang dihasilkan jernih dan larut dengan homongen ditandai dengan tidak adanya pertikel-partikel kasar pada sediaan akhir.
• Setelah dilakukan evaluasi terhadap volume akhir sediaan tidak mengalami pengurangan volume setelah disterilisasi dengan menggunakan autoklaf pada suhu 115 – 116o C selama 10 menit. Volume awal sebelum disterilisasi = 20 ml dan volume akhir setelah disterilisasi = tetap 20 ml.

P R A F O R M U L A S I
a. Data Praformulasi
No. Parameter Pengamatan
1. Zat aktif Gentamisin sulfat
Sumber FI edisi 3 hlm.266:
Garam sulfat zat antimikroba yang dihasilkan oleh Micromonospora purpurea. Potensi tiap mg setara dengan tidak kurang dari 590 ug gentamisin, dihitung sebagai zat anhidrat.
Sumber Martindale edisi 28 hlm.1166:
Gentamisin sulfat mengandung 31 – 34% sulfat dan tidak kurang dari 590 unit gentamisin per mg; 80.000 unit gentamisin ekivalen dengan 80 mg gentamisin.
2. Sifat organoleptis
- Bentuk
- Warna
Serbuk
Putih sampai kuning gading
3. Sifat kelarutan
Sumber FI ed.3
- Dalam air
- Dalam etanol 95%, kloroform, dan eter
Sumber Martindale ed.28
- Dalam air
- Dalam etanol 95%, kloroform, dan eter

Mudah larut dalam air. (1 : 1 – 10)
Praktis tidak larut dalam etanol 95%, kloroform, dan eter


Larut dalam air. (1 : 10 – 30)
Praktis tidak larut dalam etanol 95%, kloroform, dan eter
4. pH
- 4% larutan dalam air
- Eye drops (tetes mata)
3,5 – 5,5
6,5 – 7,5
5. Sifat kestabilan
- Pemanasan


Tahan terhadap pemanasan, (dapat disterilisasi dengan autoklaf, tapi warnanya akan berubah jadi coklat dan dapat diatasi dengan penambahan Na metabisulfit.).
7. Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat (kedap udara). Simpan pada temperatur tidak lebih dari 40 0C
8. Dosis lazim ISO 2007 (Gentafilm, Genoint dan Isotic Timact) hlm.412:
Tetes mata 0,3% atau 3 mg 1 – 2 tetes tiap 4 jam.
Sumber Tjay, 2002 hlm.74:
Tetes mata 0,3%, 4 – 6 kali sehari 1 – 2 tetes.
9. Indikasi Sumber Farmakologi dan Terapi FKUI hlm.670:
Antibiotik golongan aminoglikosida yang digunakan secara topikal.
Sumber Tjay, 2002 hlm.74:
Antibiotik yang dapat mengatasi infeksi kuman Pseudomonas, Proteus, dan Staphylococcus yang resisten dengan penisilin.
10. Waktu paruh Sumber Tjay, 2002 hlm.74:
2 – 3 jam
11. Bentuk sediaan Krim, salep mata, tetes mata, injeksi (i.m)
12. Cara sterilisasi - Filtrasi (filtration)
Bila disterilisasi dengan autoklaf, sediaan gentamisin berubah warna menjadi coklat, tetapi dapat diatasi dengan penambahan Na metabisulfit. (Sumber Martindale ed. 28 hlm.1166)
- Semua sediaan steril, dalam proses pembuatannya menggunakan teknik aseptis (semua alat dan bahan disterilisasi terlebih dahulu sesuai dengan monografi cara sterilisasi masing-masing).
13. OTT (incompatibility) Amfoterisin, sefalosporin, eritromisin, heparin, penisilin, ampisilin, sodium bikarbonat, sefalotin, cloxacillin, dan sulfadiazin.
14. Penandaan pada etiket Sumber B.P:
” Obat Tetes Mata ”
Tidak boleh digunakan lebih dari 1 bulan setelah sediaan dibuka.


b. Rangkuman Hasil Pengkajian Praformulasi
No. Masalah Diinginkan Pemecahan Pemilihan Alasan
1. Zat aktif mudah larut dalam air dan sediaan ditujukan untuk mengobati infeksi pada mata.
Zat aktif larut dalam pembawanya dan dapat berdifusi dengan baik ke sasaran (mata). Sediaan dibuat:
- krim
- salep mata
- tetes mata Tetes mata Karena, pemberian obat tetes mata steril langsung diteteskan pada selaput lendir mata di sekitar kelopak mata dan bola mata.
2. Sediaan tetes mata yang dibuat dalam sediaan dosis ganda, dikhawatirkan terjadi kontaminasi mikroba. Sediaan tetes mata steril stabil secara biologi. Ditambahkan antimikroba:
- Fenilmerkuri asetat 0,001%
- Benzalkonium klorida 0,01% Benzalkonium klorida 0,01% Merupakan pengawet yang biasa digunakan untuk pembuatan tetes mata steril.

3. Penggunaan benzalkonium klorida sebagai antimikroba, biasanya dikombinasi dengan pengawet lainnya untuk dapat bekerja lebih efektif terhadap Pseudomonas. Benzalkonium klorida dapat bekerja lebih efektif terhadap strain bakteri Pseudomonas. Ditambahkan: disodium edetat
(Sumber HPE second edtional, p.27) Disodium edetat
0,02% Karena, dapat meningkatkan kemampuan antimikroba dari benzalkonium klorida.
4. Sediaan mudah teroksidasi bila disterilisasi dengan autoklaf. Diharapkan sediaan tidak mudah teroksidasi, meskipun dilakukan sterilisasi dengan autoklaf. Ditambahkan antioksidan:
-Na metabisulfit 0,01 – 1,00%
-Tokoferol 0,5% Na metabisulfit
0,05%
(Sumber: Martindale ed.28 p.1166) Karena, jika dilakukan sterilisasi dengan autoklaf, sediaan gentamisin berubah warna menjadi coklat dan dapat diatasi dengan penambahan Na metabisulfit.
5. Zat aktif memiliki kestabilan pH 3,5 – 5,5 (cenderung asam), sedangkan pH ideal sediaan tetes mata sama dengan pH cairan mata, yaitu 7,4. Sediaan diharapkan tidak mengiritasi mata karena pH yang terlalu asam atau terlalu basa dan diharapkan pH sekitar 7,4. Ditambahkan pendapar:
- dapar sitrat:
sodium sitrat dihidrat 1% (pH 7 – 9 )
- dapar posfat
Kapasitas dapar = β = 0,01 – 0,1%
Asam : H2PO4-
Garam : HPO4-
Dapar posfat
- Asam :
Kapasitas dapar = β = 0,01%
H2PO4- (dalam bentuk KH2PO4 dihidrat)
- Garam : HPO4- (dalam bentuk Na2HPO¬4 anhidrat) Karena, benzalkoniumklorida incompatible dengan sitrat, sehingga digunakan dapar posfat.
- kalium posfat dihidrat
(KH2PO4)
- dinatrium posfat anhidrat (Na2HPO¬4)
* Ket.: Kapasitas dapar dipilih adalah nilai kapasitas terkecil 0,01%, karena diharapkan dengan kapasitas dapar terkecil dapar dapat lebih mudah diencerkan oleh air mata yang jumlahnya sangat sedikit ketimbang cairan tubuh lainnya seperti darah, sehingga pHnya menjadi 7,4 sesuai dengan pH cairan mata.
6. Larutan obat tetes mata harus isotonis dengan cairan mata. Diharapkan sediaan tidak membuat sel-sel darah yang ada di sekitar mata mengalami plasmolisis apalagi hemolisis. Ditambahkan larutan pengisotoni:
- NaCl (0,5 – 0,9%)
- Na sulfat (1 – 1,6%)
- dekstrosa (4 – 5,5%)
NaCl Karena, NaCl mampu membuat sediaan menjadi isotonis dengan cairan mata, dan NaCl compatibel dengan bahan lainnya.
7. Zat aktif gentamisin mudah larut dalam air. Sediaan diharapkan dapat larut sempurna dalam pembawanya. Digunakan pelarut:
-api
Aqua pro injectio Karena, sediaan mudah larut dalam pembawa air untuk injeksi.
8. Zat aktif disterilisasi dengan cara filtrasi, menggunakan penyaring bakteri.
Ket.: sediaan dapat disterilisasi dengan autoklaf, dengan syarat ditambahkan Na metabisulfit. Sediaan steril stabil selama waktu penyimpanan sampai digunakan, tidak terkontaminasi baik oleh bakteri. Dilakukan proses sterilisasi
- teknik aseptis
- sterilisasi akhir Teknik aseptis
dan
sterilisasi akhir (autoklaf) Karena, dalam pengerjaan sediaan steril semua alat harus disterilkan terlebih dulu menggunakan teknik aseptis. Setelah sediaan jadi, baru dsterilisasi dengan autoklaf.
9. Penandaan berdasarkan golongan obat bermacam-macam
Penandaan golongan yang sesuai sebagai petunjuk penggunaan konsumen - Obat keras
- Obat bebas terbatas
- Obat bebas Obat keras
Karena penggunaan sediaan injeksi harus dengan resep dokter dan perlu dilakukan oleh tenaga ahli medis

F O R M U L A S I
a. Data Zat Aktif
Daftar obat Dosis lazim Kelarutan pH Jenis sterilisasi Khasiat
Gentamisin Tetes mata 0,3%, 4 – 6 kali sehari 1 – 2 tetes. Sumber FI edisi 3:
Mudah larut dalam air. (1 : 1 – 10)
Praktis tidak larut dalam etanol 95%, kloroform, dan eter - 4% larutan dalam air : 3,5 – 4,5
- tetes mata : 6,5 – 7,5 Filtrasi, dengan penyaring bakteri.
* teknik aseptis Antibiotik yang dapat mengatasi infeksi kuman Pseudomonas, Proteus, dan Staphylococcus yang resisten dengan penisilin.

b. Formula Standar
Martindale edisi 28 hlm.1173
Eye-drops
Gentamicin Sulphate Opthalmic Solution (USP):
A sterile buffered solution of gentamicin sulphate with preservatives containing the equivalent of 3 mg gentamicin per ml. pH 6,5 – 7,5. Store at temperature not exceeding 400 in airtight containers.

c. Obat Tak Tersatukan (OTT)
Amfoterisin, sefalosporin, eritromisin, heparin, penisilin, ampisilin, sodium bikarbonat, sefalotin, cloxacillin, dan sulfadiazin.
* Menurunkan potensi gentamisin.



d. Usul Penyempurnaan Sediaan
1. Sediaan ditambahkan pengawet (antimikroba) karena sediaan tetes mata dibuat dalam dosis ganda.
Benzalkonium Klorida
Sumber HPE second editional p.27
Pemerian : Serbuk amorf berwarna putih sampai putih kekuningan seperti gel tebal atau gelatin, tidak berbau.
Kelarutan : Sangat larut dalam air (very soluble in water)
pH : 5 – 8
% lazim : 0,01 – 0,02%
% pakai : 0,01%
Incompatibel : Aluminium, anionic surfaktan, sitrat, cotton, fluoresein, hydrogen peroksida, HPMC, iodide, kaolin, lanolin, nitrat, nonionic surfaktan dengan konsentrasi tinggi, permanganate, protein, salisilat, garam Ag, sabun, sulfonamide, tartrat, ZnO, zink sulfat, dan beberapa plastic.
Cara sterilisasi : autoklaf
Kegunaan : antimikroba

2. Sediaan ditambahkan pengkelat disodium edetat, karena dapat meningkatkan aktivitas benzalkonium klorida sebagai antimikroba terhadap strain Pseudomonas.
Disodium Edetat (Na2 EDTA)
Sumber HPE second editional p.177
Pemerian : Berbau lemah atau tidak berbau, rasa asam.
Kelarutan : Dalam air larut 1 :1
pH : 4,5 – 4,7
% lazim : 0,005– 0,1%
% pakai : 0,02%
Kegunaan : Pengkelat

3. Sediaan ditambahkan antioksidan sodium metabisulfit, karena dapat teroksidasi bila disterilisasi dengan autoklaf, ditandai dengan warna sediaan yang berubah menjadi coklat.
Sodium Metabisulfit
Sumber HPE second editional p.451
Pemerian : Serbuk kristal tidak berwarna/ putih sampai putih krem, bau sulfur dioksida, rasa asin.
% lazim : 0,01 – 1%
% pakai : 0,05%
pH : 3,5 – 5
Kelarutan : 1 : 1,9 atau 1 : 1,2 (1000C)
Cara sterilisasi : autoklaf, dengan syarat sediaan telah dimasukkan ke dalam wadah yang telah dialiri gas inert seperti N2.
OTT : obat-obat simpatomimetik, obat derivat orto/para hidroksi benzil alkohol, obat derivat asam sulfonat, obat-obat adrenalin, kloramfenikol, cisplatin, (dapat menurunkan efek farmakologis obat-obat tersebut). Fenil merkuri asetat pada sediaan tetes mata yang disterilisasi dengan autoklaf.
Kegunaan : antioksidan

4. Sediaan ditambahkan pendapar, untuk mendapatkan sediaan tetes mata dengan pH 7,4.
Dapar posfat
Dibasic Sodium Phoshate (Dinatrium posfat dihidrat)
Sumber HPE second editional p.455
Pemerian : Serbuk kristal tidak berwarna/ putih dan higroskopis, tidak berbau.
% pakai : (Lihat perhitungan)
pKa : 7,21 (250C)
pH : 8,5 – 9,6
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air.
Cara sterilisasi : autoklaf
OTT : alkaloid, antipirin, kloralhidrat, lead acetat, pirogalol, resorsinol, kalsium glukonat, dan kalsium.
Kegunaan : pendapar

Monobasic Potassium Posphate (Kalium diposfat dihidrat)
Sumber HPE second editional p.458
Pemerian : Serbuk kristal tidak berwarna/ putih, tidak berbau.
% pakai : (Lihat perhitungan)
pKa : 2,15 (250C)
pH : 4,1 – 4,5
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air.
Cara sterilisasi : autoklaf
OTT : Karbonat, garam Al, Ca, Mg,
Kegunaan : pendapar
* Saat praktikum menggunakan Kalium diposfat dihidrat (KH2PO¬4 dihidrat) sebagai asam.
* Saat praktikum menggunakan dinatrium posfat anhidrat (Na2HPO¬4 anhidrat) sebagai garam.
* Kapasitas dapar dipilih adalah nilai kapasitas terkecil 0,01%, karena diharapkan dengan kapasitas dapar terkecil dapar dapat lebih mudah diencerkan oleh air mata yang jumlahnya sangat sedikit ketimbang cairan tubuh lainnya seperti darah, sehingga pHnya menjadi 7,4 sesuai dengan pH cairan mata.

5. Sediaan ditambahkan larutan pengisotoni berupa NaCl fisiologis 0,9% untuk mencegah terjadinya plasmolisis atau hemolisis sel-sel darah di sekitar mata.
NaCl
Sumber HPE second editional p.439
Pemerian : Serbuk/ kristal putih, tidak berbau, rasa asin.
% pakai : up to 0,9%
pH : 6,7 – 7,3
Kelarutan : 1 : 2,8
Cara sterilisasi : autoklaf
OTT : korosif dengan besi, membentuk endapat dengan perak dan raksa, kelarutan metil paraben menurun.
Kegunaan : larutan pengisotoni.

e. Alat dan Cara Sterilisasi
Nama Alat Jumlah Cara Sterilisasi
Erlenmeyer 1 buah Oven 1700 C 30 menit
Beaker glass 4 buah Oven 1700 C 30 menit
Kaca Arloji / cawan penguap 7 buah Oven 1700 C 30 menit
Batang Pengaduk gelas 1 buah Oven 1700 C 30 menit
Spatel logam 1 buah Oven 1700 C 30 menit
Gelas Ukur 25 ml/ 50 ml 1 buah Autoklaf 115-1160 C 30 menit
Kertas saring 1 buah Autoklaf 115-1160 C 30 menit
Corong gelas 1 buah Autoklaf 115-116° C 30 menit
Botol plastic berpipet 1 buah Dikocok/ direndam dengan etanol 96% 24 jam.

f. Formula Akhir
Tetes mata Gentamisin
Tiap ml mengandung :
Gentamisin sulfat 0,3%
Benzalkonuim klorida 0,01%
Disodium edetat 0,02%
Na metabisulfit 0,05%
Na2HPO4 anhidrat (Lihat perhitungan)
KH2PO4 dihidrat (Lihat perhitungan)
NaCl (Lihat perhitungan)
Api ad 10 ml



g. Perhitungan Bahan
Volume obat tetes mata yang akan dibuat adalah 20 ml.
Gentamisin sulfat 0,3%
Benzalkonuim klorida 0,01%
Disodium edetat 0,02%
Na metabisulfit 0,05%
Na2HPO4 anhidrat (Lihat perhitungan)
KH2PO4 dihidrat (Lihat perhitungan)
NaCl (Lihat perhitungan)
Api ad 20 ml

Dik: Potensi gentamisin sulfat setara dengan 0,59 mg per mg gentamisin.
Kapasitas dapar = β = 0,01%
H2PO4- sebagai asam (KH2PO4 dihidrat)
HPO42- sebagai garam (Na2HPO4 anhidrat)
pKa Na2HPO4 = 7,21
pH = 7
BM Na2HPO4 anhidrat = 141,96
BM KH2PO4 dihidrat = 136,09
Liso gentamisin sulfat (lar.elektrolit lemah) = 2
BM gentamisin sulfat = 673,59
Volume obat tetes = 10 ml
BM Na2HPO4 dihidrat = 159,96
∆ Tf Na2HPO4 dihidrat = 0,240
∆ Tf Benzalkonuim klorida = 0,090
∆ Tf KH2PO4 dihidrat = 0,250
∆ Tf Na metabisulfit = 0,380
∆ Tf Disodium edetat = 0,130

Gentamisin
Potensi gentamisin sulfat setara dengan 0,59 mg per mg gentamisin.
Gentamisin sulfat 0,3% = 0,3/ 100 × 10 ml = 0,03 gram = 30 mg
Gentamisin = 30 mg/ 0,59 mg = 50,8 mg

Dapar
Kapasitas dapar = β = 0,01%
H2PO4- sebagai asam (KH2PO4 dihidrat)
HPO42- sebagai garam (Na2HPO4 anhidrat)
pKa Na2HPO4 = 7,21
pH = 7
Jawab:
pKa = - log Ka
7,21 = - log Ka
Ka = 10-7,21
= 6,2 × 10-8

pH = - log [H+]
7 = - log [H+]
[H+] = 10-7

Pers.1
pH = pKa + log [G]
[A]
7 = 7,21 + log [G]
[A]
log [G] = - 0,21
[A]
[G] = 10-0,21
[A]
[G] = 0,62
[A]
[G] = 0,62 [A]

Pers.2
β = 2,3 C × Ka × [H+]
(Ka + [H+])2
0,01 = 2,3 C × 6,2 × 10-8 × 10-7
[(6,2 × 10-8) + 10-7]2
C = 0,018 M

Pers.3
C = [A] + [G]
0,018 = [A] + (0,62 [A])
0,018 = 1,62 [A]
[A] = 0,01 M



Maka,
G] = 0,62 [A]
= 0,62 × 0,01 M
= 0,008 M

Pers.4
Berat asam = ...?
Berat garam = ...?
BM Na2HPO4 anhidrat (garam) = 141,96
BM KH2PO4 dihidrat (asam) = 136,09
Asam
M = massa × 1000
BM V(ml)
0,01 = massa × 1000
136,09 10 ml
Massa asam = 0,0136 gram
% massa asam (dalam 10 ml) = 0,136%

Garam
M = massa × 1000
BM V(ml)

0,008 = massa × 1000
141,96 10 ml
Massa garam = 0,0114 gram
% massa garam (dalam 10 ml) = 0,114%

Tonisitas
Gentamisin sulfat 50,8 mg
Benzalkonuim klorida 0,01%
Disodium edetat 0,02%
Na metabisulfit 0,05%
Na2HPO4 anhidrat 0,114%
KH2PO4 dihidrat 0,136%
NaCl (Lihat perhitungan)
Api ad 10 ml

∆ Tf gentamisin sulfat
Liso gentamisin sulfat (lar.elektrolit lemah) = 2
Massa gentamsin sulfat = 50,8 mg
BM gentamisin sulfat = 673,59
Volume obat tetes = 10 ml
∆ Tf gentamisin sulfat = ...?
Jawab:
∆ Tf gentamisin sulfat = Liso × massa gentamisin sulfat × 1000
BM V(ml)
∆ Tf gentamisin sulfat = 2 × 50,8 gram
673,59 × 10 ml

= 0,0150

% massa Na2HPO4 dihidrat
% massa Na2HPO4 anhidrat = 0,114%
BM Na2HPO4 anhidrat = 141,96
BM Na2HPO4 dihidrat = 159,96
% massa Na2HPO4 dihidrat = ...?
Jawab:
% massa Na2HPO4 dihidrat = BM Na2HPO4 dihidrat × % massa Na2HPO4 anhidrat
BM Na2HPO4 anhidrat
= 159,96 × 0,114%
141,96
= 0,128%

No. Zat ∆ Tf (0) Konsentrasi Zat (%) ∆ Tf × Konsentrasi Zat (0)
1. Gentamisin sulfat - - 0,015
2. Benzalkonium klrorida 0,09 0,01 0,0009
3. Disodium edetat 0,13 0,02 0,0026
4. Na metabisulfit 0,38 0,05 0,019
5. Na2HPO4 dihidrat 0,24 0,128 0,0672
6. KH2PO4 dihidrat 0,25 0,136 0,034
Total 0,1387
∆ Tf isotonis (NaCl 0,9%)
Sumber FI edisi 4 hlm.1236 0,52

Karena, 0,1387 < 0,52 maka larutan tetes mata tersebut “hipotonis”.
∆ Tf yang harus ditambahkan = 0,52 – 0,1387 = 0,38130
Setara dengan NaCl = 0,38130 × 0,9%
0,52
= 0,6599%
= 0,6599 gram/ 100 ml



h. Penimbangan Bahan
Untuk 20 ml sediaan tetes mata:
1. Gentamisin sulfat = 20 ml/ 10 ml × 50,8 mg = 101,6 mg = 0,1016 gram
2. Benzalkonium klorida = 0,01% × 20 ml = 0,002 gram
3. Disodium edetat = 0,02% × 20 ml = 0,004 gram
4. Na metabisulfit = 0,05% × 20 ml = 0,01 gram
5. Na2HPO4 anhidrat = 0,114% × 20 ml = 0,0228 gram
6. KH2PO4 dihidrat = 0,136% × 20 ml = 0,0272 gram
7. NaCl = 0,6599% × 20 ml = 0,13198 gram

i. Prosedur Pembuatan
1. Alat dan bahan yang hendak digunakan disiapkan.
2. Aqua Pro Injeksi bebas O2 dibuat dengan cara : ( Catatan : Dilakukan pada White Area )
a. 50 ml aquades dipanaskan diatas hotplate sampai mendidih.
b. Waktu pemanasan dihitung selama 30 menit (waktu mulai dihitung setelah air mendidih).
c. Setelah itu dipanaskan lagi selama 10 menit agar diperoleh API bebas O2.
3. Beaker glass dikalibrasi 20 ml, botol plastik berpipet dikalibrasi 10,5 ml.
4. Sterilisasi dilakukan dengan teknik aseptis dimana alat-alat yang akan digunakan disterilkan didalam autoklaf (untuk alat presisi) dan oven (untuk alat nonpresisi) sebelum dipakai selama 30 menit → teknik aseptis
Catatan: Sebelum dimasukkan ke dalam autoklaf atau oven, terlebih dahulu alat-alat tersebut dibungkus dengan kertas perkamen.
Dispensasi: karena waktu tidak memungkinkan mensterilkan alat dan bahan, maka alat dan bahan dianggap telah steril.
5. Botol berpipet disterilisasi dengan dikocok/ direndam dengan etanol 96% selama 24 jam.
6. Masing-masing bahan dengan neraca analitik dengan tepat mengggunakan kaca arloji yang sebelumnya telah disterilkan.
7. Bahan yang telah ditimbang disiapkan ke dalam nampan juga alat-alat yang diperlukan selama proses pembuatan yang telah disterilisasi, kemudian dipindahkan ke ruang pembuatan (White Area) melalui passbox.
8. Perlengkapan sesuai syarat untuk memasuki White Area digunakan.
9. Keranjang nampan diambil melalui passbox di White area dengan memastikan katup passbox pada Grey Area tertutup.
10. Dapar dilarutkan dengan api secukupnya dalam beaker glass yang sudah dikalibrasi, dan kaca arloji bekas menimbang dibilas.
11. NaCl 0,9% dimasukkan M1 dan dilarutkan dengan api ad larut.
12. Na2 EDTA dimasukkan ke dalam M1 dan dilarutkan dengan api ad larut.
13. Sodium metabisulfit dimasukkan ke dalam M1 dan dilarutkan dengan api ad larut.
14. Benzalkonium klorida dimasukkan ke dalam M1 dan dilarutkan dengan api ad larut.
15. Bahan aktif gentamisin sulfat dilarutkan dengan API secukupnya sampai larut dalam beaker glass lain. (M2).
16. M2 dicampurkan ke dalam M1 diaduk sampai larut kemudian pH sediaan dicek dengan pH indikator.
17. Larutan tersebut disaring dengan kertas saring yang telah dijenuhkan dengan API sebelumnya dan kemudian menampungnya dalam beaker glass yang telah dikalibrasi.
18. API ditambahkan sampai volume tepat 20 ml.
19. Sediaan tetes mata yang sudah jadi (dalam beaker glass tadi) ditutup dengan kaca arloji dan disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 115 – 1160C selama 30 menit.
20. Larutan tetes mata yang telah steril sebanyak 10,5 ml dimasukan ke dalam botol berpipet yang khusus digunakan untuk sediaan tetes mata yang telah dikalibrasi.
21. Sediaan jadi diberi etiket, dan dilengkapi dengan brosur.

ETIKET
”Gemesin” Tetes Mata
Kandungan :
Gentamisin ............... 0,3 %

REG : DKL1216101989A2
BATCH : 1234STR Netto : 10 ml
EXP DATE : Mei 2011 Syahid Pharmaceutical

Tidak ada komentar: