Assalamu'alaikum ...

Foto saya
depok, jawa barat, Indonesia
jadilah apa yang kau inginkan!

Selasa, 13 Juli 2010

Injeksi Kortison 2

Nama zat aktif : Cortisoni asetat
Rumus bangun :


Nama kimia : 21-asetoksi-17α-hidroksi pregn-4-en-3,11,20-trion
Rumus molekul : C23H30O6
BM : 402,49
Pemerian : serbuk hablur; putih atau praktis putih; tidak berbau, mantap di udara.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air; sukar larut dalam etanol (95%)P; mudah larut dalam kloroform P; sangat sukar larut dalam aseton P; larut dalam dioksan P
Suhu lebur : lebih kurang 240o disertai penguraian
Rotasi jenis : +208o - +217o (penetapan dilakukan pada suhu 105o selama 3 jam
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Khasiat : steroid adrenokortikoidum
Interaksi Obat : substrat isoenzyme sitokrom P450 CYP3A3/4, barbiturate, penitoin, rifampisin, salisilat, estrogen, NSAID, diuretic hemat kalium, agen antikolinesterase, warfarin, caffeine, dan alkohol.
Interaksi makanan : kortikosteroid sistemik dapat dianjurkan diet dengan peningkatan kalium, Vitamin A, B6, C, D, folat, calcium, zink, phospat dan penurunan natrium.
Efek samping : cardiovascular (edema, hipertensi); system saraf sentral (vertigo, sakit kepala, demam, psikosis, pseudotumor cerebri); endoktrin dan metabolic (sindom cushing’s, supresi adrenal pituitary, supresi pertumbuhan, intolerance glukosa, hipokalemia, alkalosis); gastrointestinal (mual, muntah, peptic ulcer); neuromuscular dan skeletal (kelemahan otot, osteoporosis, katarak, fraktur ocular, glaucoma).
Pemerian Bahan Tambahan (Eksipien) :
1. Nama Bahan : Polisorbat-80
Pemerian : Cairan kental seperti minyak; jernih; kuning; bau asam lemak, khas; bobot per ml lebih kurang 1,08. Kekentalan 600cp
Kelarutan : Mudah Larut dalam etanol (95%)P; tidak atau sukar larut dalam pelarut minyak mineral; tidak larut dalam minyak sayur; dan mudah larut dalam air, dalam etil asetat P dan dalam methanol P.
OTT : Perubahan warna dan atau pengendapan terjadi dengan berbagai senyawa, terutama fenol, tannin, tars dan atau bahan yang sama dengan tar. Aktivitas antimikroba paraben berkurang pada keberadaan dari polisorbat.
Stabilitas : Polisorbat stabil pada elektrolit dan asam dan basa lemah; secara berangsur-angsur terjadi saponifikasi dengan asam dan basa kuat. Ester asam oleat sensitif pada antioksidan.
Penyimpanan : Disimpan pada wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, pada tempat yang sejuk dan kering.
Penggunaan : Wetting agent (0,1-3%); solubilizing agent (1-10%)

2. Nama Bahan : Carboxymethylcellulose Sodium (Na-CMC)
Pemerian : Serbuk atau butiran; puih atau putih kuning gading; tidak berbau atau hamper tidak berbau; higroskopis.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam aseton, etanol, eter, dan toluene. Mudah terdispersi dalam air pada seluruh temperatur, membentuk larutan kolloidal bersih.
OTT : Dengan larutan asam kuat dan dengan pelarut garam besi dan beberapa logam lain, seperti alumunium, merkuri, zink; juga OTT dengan Xantan gum. Pengendapan dapat terjadi pada pH < 2 dan kemudian dicampur dengan etanol (95%). Na-CMC juga membentuk kompleks coacervatif dengan gelatin dan pectin. Dengan penambahan membentuk suatu komplek dengan kolagen dan mampu mengendapkan muatan positif protein tertentu.
Stabilitas : Na-CMC stabil, bahan higroskopik. Dibawah kondisi kelembaban tinggi Na-CMC dapat mengabsorbsi sejumlah besar air (50%). Larutan encer stabil antara pH 2-10, termasuk pH 2. Pengendapan dapat terjadi saat pH larutan diatas 10 viskositas larutan langsung menurun. Secara umum, larutan terbuksti memiliki viskositas maksimum dan stabilitas pada pH 7-9.Na-CMC dapat disterilisasi pada tingkat kering dengan menjaga pada temperatur 160°C selama 1 jam.
Penyimpanan : Disimpan pada wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, pada tempat yang sejuk dan kering.
Penggunaan : Dispersing agent pada injeksi (0,05-0,75%)

3. Nama Bahan : Benzyl alcohol
Pemerian : Cairan tidak berwarna; hamper tidak berbau; rasa tajam dan membakar. Bobot per ml 1,043- 1,046
Kelarutan : Larut dalam air suhu 25°C (1:25) dan larut dalam air suhu 90°C (1:14); dapat campur dengan segala perbandingan dengan kloroform, eter, etanol dan volatile oil; dan larut dalam etanol (50%) (1:2,5)
OTT : Agen oksidasi dan asam kuat. Dapat juga dipercepat dengan autooksidasi lemak. Walaupun aktivitas antimikroba berkurang pada keberadaan dari surfaktan non-ionic seperti polisorbat-80, pengurangan itu kurang dari keadaan dengan ester hidroksibenzoat atau senyawa ammonium quartener. Benzyl alkohol dapat campur dengan metal selulosa dan hanya secara lambat diabsorbsi oleh penutup yang terbuat dari karet alam.
Stabilitas : Teroksidasi secara lambat pada udara menjadi benzaldehid dan asam benzoate; tidak bereaksi dengan air. Larutan encer dapat disterilisasi dengan filtrasi atau autoclave; beberapa larutan dapat menghasilkan benzaldehid selama proses autoclave.
Penyimpanan : Dapat disimpan pada wadah logam atau gelas walaupun wadah plastik tidak dapat digunakan. pengecualian pada wadah yang mengandung polipropilen atau dilapisi tempatdengan polimer inert terfluorinasi seperti Teflon. Dapat disimpan pada wadah kedap udara, terlindung cahaya dan pada tempat sejuk dan kering.
Penggunaan : Parental preparation (up to 2%); anestesi local (10% v/v); solubilizer (5% v/v)

4. Nama Bahan : Sodium chloride (NaCl) atau Natrium klorida
Pemerian : Hablur heksahedral tidak berwarna atau serbuk hablur; tidak berbau; rasa asin.
Kelarutan : Larut dalam air (1;2,8) dan pada air panas (1:2,6); larut dalam gliserin (1:10); sukar larut dalam etanol (95%0 P
OTT : Larutan NaCl korosif pada besi, juga bereaksi membentuk endapan dengan garam perak, timah dan merkuri. Agen oksidasi kuat membebaskan klorin dari larutan asam dari NaCl. Kelarutan pengawet antimikroba metilparaben menurun pada larutan NaCl.
Stabilitas : Larutan NaCl stabil tapi dapat menyebabkan pemisahan partikel gelas dari tipe kandungan gelas tertentu. Larutan encer dapat disterilkan dengan autoclave atau filtrasi
Penyimpanan : Bahan padat stabil Disimpan pada wadah tertutup rapat, pada tempat yang sejuk dan kering.
Penggunaan : Untuk menghasilkan larutan isotonis (up to 0,9%)

INJEKSI KORTISON ASETAT
Injeksi kortison asetat mengandung kortison asetat, C23H30O6, ,tidak kurang dari 90 % dan tidak lebih dari 110,0 % dari jumlah yang tertera pada etiket. Suatu suspensi steril dari kortison asetat. Dalam partikel yang sangat halus, dalam air untuk injeksi, disiapkan menggunakan teknik aseptis, dan mengandung zat pendispersi yang cocok, pH 5-7,2. Injeksi tidak diberikan secara intravena. Penyimpanan pada temperature tidak melebihi 25°C dan menghindari pembekuan. Terlindung dari cahaya.
pH : 5,0 – 7,0
Penyimpanan : dalam wadah dosis tunggal atau wadah dosis ganda
Cara pemakaian : Intramuskular
Dosis anak : DL 1xp : 1/3 – ½ dosis oral (dosis pengganti fisiologik virillismus adreno korteks)
DL 1xhp : 1/3 – ½ dosis oral (dosis farmakologik)
Dosis dewasa : DL 1xhp : dosis awal 50 - 200 mg (untuk penyakit alergi)
dosis pemeliharaan 25 – 75 mg (untuk penyakit alergi)
DL 1xhp : dosis pemeliharaan 20 mg (untuk penyakit morbus addison)
DL 1xp : 150 mg (morbus addison)
DL 1xhp : 400 mg (morbus addison)
Inkompatibilitas : Dengan agen oksidasi, particularly pada sebuah medium basa, asam mineral dan basa
Stabilitas : Ada pada bentuk umum polimorfisme. Ketika suspensi cair dipersiapkan seluruh partikel akan diubah ke bentuk yang lebih stabil, akibatnya akan muncul Kristal. Carmellose sodium dan polysorbate 80 cocok sebagai suspending dan dispersing agent. Benzyl alkohol 1 – 1,5 % dan thiomerosal 0,01 % cocok sebagai bacteriostatic agent
Jenis sterilisasi : Pada preparasi suspensi steril untuk injeksi atau tetes mata, kortison asetat dapat di sterilisasi dengan pemanasan pada suhu 150oC selama 1 jam. Di suspensi secara aseptis pada sebuah pembawa larutan steril dan digiling
Teknis sterilisasi : Teknik aseptis
Formula standar formulasi nasional :
R/ Tiap ml mengandung
Cortisoni Acetas 25 mg
Polysorbatum – 80 4 mg
Carboxymethyl Cellulosum Na 5 mg
Natrii Chloridum 4,6 mg
Benzylalcoholum 9 mg
Aqua pro injections add 1 ml
Penyimpanan : Dalam wadah dosis tunggal, terlindung cahaya
Dosis : IM, sehari 2 ml – 16 ml, dalam dosis bagi
Catatan : Digunakan kortison asetat serbuk sangat halus
pH 5,0 – 7,2
Dibuat dengan cara teknik aseptis
Pada etiket harus tertera “tidak untuk IV”
Contoh sediaan yang beredar dipasaran :
Cortistab. Cortisone asetat tersedia sebagai injeksi yang mengandung 25 mg/ml pada vial 10 ml dan kemudian didistribusi secara aseptis pada kandungan steril yang sesuai.
Usul penyempurnaan sediaan : dibuat suspensi steril 50 ml dan setiap vial diisi 5,5 ml, dalam dosis terbagi
Alat dan Cara Sterilisasi :
Nama alat Jumlah Cara sterilisasi
Kaca arloji 2 Oven 170°C selama 30 menit
Mortar dan alu Masing-masing 1 Oven 170°C selama 30 menit
Pinset Logam 2 Oven 170°C selama 30 menit
Spatel logam 1 Oven 170°C selama 30 menit
Batang pengaduk gelas 1 Oven 170°C selama 30 menit
Cawan Penguap 1 Oven 170°C selama 30 menit
Gelas ukur 25 ml 1 Autoclave (115-116°C) selama 30 menit
Pipet ukur 1 ml 1 Autoclave selama 30 menit
Pipet tetes tanpa karet 1 Autoclave selama 30 menit
Karet pipet dan bottom Masing-masing 1 Direbus selama 30 menit
Corong gelas dan kertas saring lipat Masing-masing 1 Autoclave selama 30 menit
Beaker glass 50 ml
Beaker glass 25 ml 2
1 Oven 170°C selama 30 menit
Oven 170°C selama 30 menit
Vial 10 ml 3 Oven 170°C selama 30 menit
Jarum suntik (spuit) 1 Autoclave selama 30 menit


Formula akhir :
R/ Tiap 50 ml mengandung
Cortisoni Acetas 1250 mg = 1,25 g
Polysorbatum – 80 200 mg = 0,2 g / 1.08 = 0,185 ml
Carboxymethyl Cellulosum Na 250 mg
Natrii Chloridum 5,895 mg = 0,00589 g
Benzylalcoholum 450 mg = 0,45 g / 1,045 = 0,43 ml
Aqua pro injections add 50 ml

Perhitungan Bahan :
Kesetaraan Cortison asetat terhadap NaCl : E = (17 x Liso)/BM = (17 x 1,9)/402,49 = 0,08
Kesetaraan Polysorbate-80 terhadap NaCl : E = 0,02
Kesetaraan Na-CMC terhadap NaCl : E = (17 x Liso)/BM = (17 x 1,9)/900000 = 0,00036
Kesetaraan Benzil alkohol terhadap NaCl : E = 0,17
Kelarutan cortisone dalam air 1 : 5000 = 0,01 : 50
E cortisone asetat = 0,08 x 0,01 g = 0,0008 g
E Polysorbate-80 = 0,02 x 0,2 g = 0,00408 g
Kelarutan Na-CMC dalam air 1 : 20 = 2,5 : 50
E Na-CMC = 0,00036 x 2,5 g = 0,0009 g
Kelarutan benzyl alkohol dalam air 1 : 25 = 2 : 50
E benzyl alkohol = 0,17 x 2 g = 0,34 g
Jumlah = 0,345 g (hipotonis)
agar isotonis ditambah NaCl sebanyak :
gr NaCl = 1- 0,345 g = 0,655 g/ 111,1 = 0,00589 g = 5,895 mg



Langkah pembuatan :
1. alat-alat yang telah dibungkus dan dibersihkan disterilkan pada setiap cara sterilisasi alat
2. zat aktif digerus halus dalam mortar dan ditimbang.
3. Polisorbat-80 dilarutkan dalam sebagian API + serbuk halus cortisone asetat dan disterilkan dalam autoclave.
4. mengembangkan Na-CMC dengan sebagian API (20 kalinya = 5 ml) dan setelah ditambahkan massa no 5 dan no 6, disterilkan dengan autoclave.
5. melarutkan Benzil alkohol dengan sebagian API dan ditambahkan dalam massa no. 4, digerus hingga homogen.
6. melarutkan NaCl dengan sebagian API dan ditambahkan dalam massa no.4, gerus hingga homogen.
7. setelah semua selesai proses sterilisasi, dibawa ke white area untuk dilakukan pencampuran.
8. mencampur massa no 3 ke dalam massa no 4, digerus homogeny.
9. memindahkan massa ke dalam gelas ukur, mencukupkan volumenya dengan API dan dicek pH sediaan injeksi hingga diperoleh pH 6-7.
10. mengkalibrasi vial dengan 5,5 ml API dan memindahkan sediaan injeksi suspense ke dalam vial tersebut. Menutup vial dengan tutup karet dan besi, serta menempel etiket.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

maaf, saya mau tanya..
resep standar Hidrocortison injectio yang di FORNAS komposisinya apa2 aja ya?
terima kasih :)