Assalamu'alaikum ...

Foto saya
depok, jawa barat, Indonesia
jadilah apa yang kau inginkan!

Selasa, 13 Juli 2010

OTM Neomisin laporan 2

LAPORAN PRAKTIKUM STERIL
FORMULASI OBAT TETES MATA
NEOMICIN SULFAT







Disusun Oleh:

PROGRAM STUDY FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan yang hendak kami capai dalam praktikum ini adalah untuk :
1. Memperoleh gambaran mengenai praformulasi suatu zat obat serta membuat dan mengevaluasi hasil dari sediaan yang dibuat.
2. Mengetahui mengenai pengertian, pembagian, cara pembuatan, perhitungan dosis, sterilisasi dan penyerahan suatu sediaan obat tetes mata.
3. Agar dapat menyalurkan ilmu yang sudah didapat selama perkuliahan dalam bentuk pengamatan dan penyusunan makalah berdasarkan dasar-dasar teori dalam mata kuliah teknologi sediaan steril.

1.2 Tujuan Formulasi Sediaan
Formulasi sediaan disusun berdasarkan zat aktif yang digunakan, sehingga perlu diperhatikan ada atau tidaknya interaksi yang terjadi dengan zat tambahan yang digunakan agar obat/sediaan dapat digunakan secara efektif dan dapat memenuhi syarat-syarat resmi.








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori Dasar
Obat biasanya dipakai pada mata untuk maksud efek lokal pada pengobatan bagian permukaan mata atau pada bagian dalamnya. Obat mata (optalmika) adalah tetes mata (Oculoguttae), salep mata (Oculenta), pencuci mata (Colyria), dan beberapa bentuk pemakaian khusus (lamela dan penyemprot mata) serta inserte sebagai bentuk depo yang ditentukan untuk digunakan pada mata utuh atau terluka.
Karena kapasitas mata untuk menahan atau menyimpan cairan dan salep terbatas, pada umumnya obat mata diberikan dalam volume yang kecil. Preparat cairan sering diberikan dalam bentuk sediaan tetes dan salep dengan mengoleskan salep yang tipis pada pelupuk mata. Volume sediaan cair yang lebih besar dapat digunakan untuk menyegarkan atau mencuci mata.
Larutan untuk mata adalah larutan steril yang dicampur dan dikemas untuk dimasukkan ke dalam mata. Selain steril preparat tersebut memerlukan pertimbangan yang cermat terhadapfaktor-faktor famasi seperti kebutuhan bahan antimikroba, isotonisita, dapar, viskositas dan pengemasan yang cocok. Semua larutan untuk mata harus dibuat steril jika diberikan dan bila mungkin ditambahkan bahan pengawet yang cocok untuk menjamin sterilitas selama pemakaian.
Meskipun larutan untuk mata disterilkan dengan uap air mengalir dalam otoklaf dalam wadah akhirnya, metode yang digunakan tergantung pada sifat khusus dari sediaannya. Obat-obat tertentu yang dalam media asam termostabil (tahan panas) dapat menjadi termolabil (tidak tahan panas) ketika didapar mendekati kisaran pH fisiologis (kira-kira 7,4). Jika diinginkan pH yang lebih tinggi, larutan obat yang belum didapar dapat dipanaskan dahulu dalam otoklaf dan larutan dapar steril ditambahkan kemudian secara aseptis. Dengan kekecualian garam basa kuat dengan asam lemah seperti natrium flourescein atau natrium sulfasetamid, larutan obat mata yang paling biasa yang disiapkan dalam pembawa asam borat dapat dosterilkan dengan aman ada 121° C selama 15 menit.



Untuk membuat sediaan yang tersatukan, maka kita perlu memperhatikan beberapa faktor persyaratan berikut:
1. Steril
Farmakope modern mesyaratkan sterilitas kuman bagi optalmika (angka kuman harus 0). Pembuatan tetes mata pada dasarnya pada kondisi kerja aseptik.
2. Kejernihan
Persyaratan larutan bebas partikel bertujuan menghindari rangsangan akibat bahan padat. Filtrasi dengan kertas saring atau kain wol tidak dapat menghasilkan larutan bebas partikel melayang. Oleh karena itu, sebagai material penyaring kita menggunakan leburan gelas. Misalnya Jenaer Fritten berukuran pori G3-G5.
3. Pengawetan (antimicrobial preservative)
Meskipun steril, ketika disalurkan setiap larutan untuk mata ini harus mengandung bahan antibakteri yang efektif yang tidak mengiritasi atau campuran dari bahan-bahan tersebut untuk mencegah berkembang atau masuknya mikroorganisme dengan tidak sengaja yang masuk k edalam larutan, ketika wadah terbuka selama pemakaian. Pengawetan yang tepat dan konsentrasi maksimum dari pengawet untuk tujuan ini termasuk:
a) 0,013% benzalkonium klorida
b) 0,01% benzetonium klorida
c) 0,5% klorobutanol
d) 0,004% fenilmerkuri asetat
e) 0,004% fenilmerkuri nitrat
f) 0,01% timerosal
4. Tonisitas
Karena kandungan elektrolit dan koloid di dalamnya, cairan air mata memiliki tekanan osmotik, yang nilainya sama dengan darah dan cairan jaringan. Besarnya adalah 0,65 – 0,8 M Pa (6,5 – 8 atmosfir), penurunan titik bekunya terhadap air 0,52° K atau konsentrasinya sesuai dengan larutan natrium klorida 0,9% dalam air. Larutan hipertonis relatif lebih dapat diterima daripada hipotonis. Larutan yang digunakan pada mata luka atau yang telah dioperasi menggunakan larutan isotonis. Pada larutan yang mengandung perak, kita memakia garam nitrat 1,2 – 1,6%.

5. Stabilitas
a) Pendaparan
Harga pH mata sama dengan darah, yaitu 7,4. Pada pemakaian tetesan biasa, larutan yang nyaris tanpa rasa nyeri adalah larutan dengan pH 7,3 – 9,7. Namun, daerah pH 5,5 – 11,4 masih dapat diterima.
Larutan dapar berikut digunakan secara internasional:
• Dapar Natrium asetat – Asam borat, kapasitasnya tinggi di daerah asam.
• Dapar fosfat, kapasitasnya tinggi di daerah alkalis.

b) Viskositas dan aktivitas permukaan
Tetes mata dalam air mempunyai kekurangan karena dapat ditekan keluar dari saluran konjungtiva oleh gerakan pelupuk mata. Namun, melalui peningkatan viskositas tetes mata dapat mencapai distribusi bahan aktif yang lebih baik di dalam cairan dan waktu kontak yang panjang. Sebagai peningkat viskositas, kita memakai metilselulosa dan polivinilpirilidon (PVP) dan sangat disarankan menggunakan polivinilalkohol (PVA) 1-2%. Kita memakai larutan dengan viskositas 5-15 mPa detik (5-15 cP). Apabila zat padat sulit larut, maka kita dapat menambahkan Tween 80, polioksietilen 40, stearat dan benzalkonium klorida atau benzalkonium bromida.









BAB III
PRAFORMULASI
ZAT AKTIF

Neomycin sulfat
Sinonim : Fradiomycin Sulfate; Neomicin-szulfát; Neomicina, sulfato de;
Neomicino sulfatas; Neomycin Sulphate; Neomycin-sulfát; Neomycini Sulfas; Neomycinsulfat; Neomysiinisulfaatti
Rumus molekul : C23H46N6O13
Bobot Molekul : 614.6
Organoleptis
Bentuk : Serbuk atau padatan kering mirip es
Warna : Putih sampai agak kuning
Bau : Tidak berbau atau praktis tidak berbau
Rasa : Rasa amat pahit.
Kelarutan
Mudah larut dalam air, sangat sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam aseton, kloroform dan dalam eter



Sifat Kimia & Fisika
pH : antara 5,0 – 7,5
Kestabilan : Neomisin peka terhadap oksidasi udara. Setelah penyimpanan selama 24 bulan tidak terjadi kehilangan potensi (masih 99% dari potensi asli). Serbuk neomisin sulfat stabil selama tidak kurang dari3 tahun pada suhu 20°C. Neomisin sulfat dapat juga dipanaskan pada suhu 110°C selama 10 jam (yakni selama sterilisasi kering), tanpa kehilangan potensinya, meskipun terjadi perubahan warna. Neomisin cukup stabil pada kisaran pH 2,0 sampai 9,0. Menunjukkan aktivitas optimumnya pada kira-kira pH 7,0.
Farmakologi
Khasiat : - Anti Bakteri

OTT : Golongan anionik, sodium lauryl sulfat.
Dosis : 0,35% (DI 2003 hal 2604) ; 0,5 % (ISO)
Ekivalensi : 0,14
Cara sterilisasi : Filtrasi

ZAT TAMBAHAN :
 Benzalkonium Klorida
Pemerian : Serbuk amorf berwarna putih atau putih kekuning-kuningan bisa sebagai gel yang tebal atau seperti gelatin, bersifat higroskopis dan berbau aromatis dan rasa sangat pahit.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol 95%, bentuk anhidrat mudah larut dalam benzen dan agak sukar larut dalam eter.
OTT : aluminium, surfaktan anionik, sitrat, kapas, fluoresin, H2O2, HPMC, iodide, kaolin, lanolin, nitrat.
Stabilitas : bersifat higroskopis dan mungkin dipengaruhi oleh cahaya, udara dan bahan logam. Larutannya stabil pada rentang pH dan rentang temperatur yang lebar. Larutannya dapat disimpan pada periode waktu yang lama dalam suhu kamar.
Konsentrasi : dalam sediaan preparat mata, benzalkonium klorida digunakan sebagai pengawet dengan konsentrasi 0,01%-0,02%, biasanya dikombinasi dengan 0,1%w/v disodium edetat.
Kegunaan : pengawet, antimikroba.
Sterilisasi : autoklaf
Ph : 5-8 untuk 10%w/v larutan
Wadah : tertutup rapat dan terhindar dari cahaya.

 Natrium Edetat
Pemerian : Serbuk kristal putih tidak berbau dengan sedikit rasa asam
Kelarutan : Larut dalam air (1:11), Praktis tidak larut dalam kloroform dan eter, larut
dalam etanol (95%)
pH : 4,3-4,7 dalam larutan 1% air bebas CO2
Kegunaan : Untuk mencegah kontaminasi dengan logam
Stabilitas : Sangat higroskopis dan harus dilindungi dari kelembaban
OTT : dengan pengoksidasi kuat, dan ion logam polifalen seperti tembaga,
nikel, Na EDTA merupakan asam lemah dan bereaksi dengan logam
membentuk hidrogen.
Sterilisasi : autoklaf

Penyimpanan : harus disimpan diwadah bebas alkali, tertutup rapat dan ditempat sejuk
dan kering.
Konsentrasi : 0,005-0,1% w/w sebagai chelating agent
Kegunaan : sebagai chelating agent

 AIR

1. Sinonim : aqua, Hidrogen Oxyde
CAS : [ 7732-18-5]
Berat molekul : 18,02
Rumus Molekul : H2O
Rumus Bangun: H – O – H
2. Bentuk : cairan jernih
Warna : tidak berwarna
Rasa : tidak beras
Bau : tidak berbau

3. Stabilitas : air stabil pada semua jenis subtansi
4. OTT : air dapat bereaksi dengan alkali
5. Kelarutan : Dapat bercampur dengan pelarut polar dan
elektrolit.
6. PH : 5,0 – 7,0
7. Fungsi : Sebagai zat pelarut



 RANCANGAN FORNAS
R/ tiap 10 ml mengandung :
Deksamethasoni Natrii Phosphas setara dexamethasoni phosphas 10 mg
Neomycini sulfas setara dengan neomycinum 35 mg
Benzalkonii Chloridum 2 mg
Natrii Bisulfis 32 mg
Aqua destilata hingga 10 ml

1.4. LEMBAR KERJA PENGKAJIAN PRAFORMULASI

BAHAN AKTIF : Neomycin sulfat DOSIS LAZIM
0,35% (DI 2003 hal 2604) ; 0,5 % (ISO)

TABEL I
No Masalah Diinginkan Pemecahan Pemilihan
1 Dibuat sediaan tetes mata steril Membuat sediaan yang cocok untuk stabilitas zat aktif • Sedian steril Volume Kecil
• Sedian steril Volume Besar Sedian steril Volume kecil

2 Rute pemberian untuk tetes mata steril

Sediaan harus digunakan dengan rute pemberian yang sesuai Rute pemberian yang benar
Im
Iv
guttae guttae
3 Sediaan dibuat obat tetes mata steril Dapat tercampur dengan konsentrasi dalam tubuh Dibuat sediaan yang bersifat
 Isotonis
 Hipotonis
 hipertonis isotonis
4. Zat/sediaan dikhawatirkan terkontaminasi oleh adanya mikroorganisme Sediaan steril terhindar dari mikroorganisme Dilakukan proses sterilisasi
• sterilisasi aseptis
• sterilisasi akhir Sterilisasi aseptis


DATA ZAT AKTIF

Daftar obat Dosis Lazim Kelarutan pH Jenis sterilisasi khasiat
Neomycin sulfat
0,35% (DI 2003 hal 2604) ; 0,5 % (ISO) Mudah larut dalam air, sangat sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam aseton, kloroform dan dalam eter
antara 5,0 – 7,5 Aseptis Anti Bakteri



Alat dan cara Sterilisasi

Nama Alat Jumlah Cara sterilisasi
Kaca arloji
Beaker glass
Erlenmeyer
Spatula
Batang pengaduk
Pinset
Gelas ukur
Spuit
Corong dan kertas saring
Ampul 2
2
2
1
1
1
2
1
1
2 Oven 170 0 C, 30 ’
Oven 170 0 C, 30 ’
Oven 170 0 C, 30 ’
Oven 170 0 C, 30 ’
Oven 170 0 C, 30 ’
Oven 170 0 C, 30 ’
Autoklaf 115 – 116 0 C , 30 ’
Autoklaf 115 – 116 0 C , 30 ’
Autoklaf 115 – 116 0 C , 30 ’
Oven 170 0 C, 30 ’
Formulasi Akhir
R/ Neomycin sulfat 0,5 % = 0,05 gr
Benzalkonium Klorida 0,01 % = 0,001 gr
Natrium Edetat 0,1 % = 0,01gr
Na metabisulfit 0,1 % = 0,01 gr
NaCl ad isotonis 0,7384 % = 0,07384 g
Aqua p.i ad. 10 ml
Perhitungan
V = (n x c) + 6
= ( 2 x 10,5 ) + 6
= 27 ≈ 30 ml

Tonisitas
E neomycin sulfate = 0,14
E Benzalkonium Klorida = 0,16
E Natrium Edetat = 0,23
E Na metabisulfit = 0,67
V = W x E x 111,1
= [(0,05 x 0,14) + ( 0,001 x 0,16) + (0,01 x 0,23) + (0,01 x 0,67) x 111,1
= 0,01616 X 111,1
= 1,7954 ml
% tonisitas = 1,7954/10 ml x 0,9 % = 0,1616 % ( hipotonis )
% NaCl = 0,9 % - 0,1616 % = 0,7384 %
NaCl = 0,07384 g

Rumus lain Tonisitas
% Tonisitas = [( 0,5 x 0,14) + (0,01 x 0,16 ) + ( 0,1 x 0,23 ) + ( 0,1 x 0,67 )]
= 0,07 + 0,0016 + 0,023 + 0,067
= 0,1616 ( Hipotonis )
% NaCl = 0,9 % - 0,1616 %
= 0,7384 %
NaCl = 0,07384 gr


Perhitungan Bahan – Bahan
- Neomycin sulfat = 0,05 g x 30 ml = 1,5 gram
- Benzalkonium Klorida = 0,001 g x 30 ml = 0,03 gram
- Natrium Edetat = 0,01 g x 30 ml = 0,3 gram
- Na metabisulfit = 0,01 g x 30 ml = 0,3 gram
- NaCl ad isotonis = 0,07384 g x 30 ml = 2,2152 gram
- Aqua pro injeksi ad 30 ml

Penimbangan
- Neomycin sulfat = 1,5 gram
- Benzalkonium Klorida = 0,03 gram
- Natrium Edetat = 0,03 gram
- Na metabisulfit = 0,03 gram
- NaCl ad isotonis = 2,415 gram




PROSEDUR KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan yang hendak digunakan
2. Menyiapkan Aqua Pro Injeksi bebas O2 dengan cara : ( Catatan : Dilakukan pada White Area )
a. Memanaskan 50 ml aquades diatas hotplate sampai mendidih.
b. Menghitung waktu pemanasan selama 30 menit (waktu mulai dihitung setelah air mendidih).
c. Memanaskan lagi selama 10 menit agar diperoleh API bebas O2.
3. Melakukan Sterilisasi aseptis dimana alat-alat yang akan digunakan disterilkan didalam autoklaf (untuk alat presisi) dan oven (untuk alat nonpresisi) selama 30 menit.
Catatan: Sebelum dimasukkan ke dalam autoklaf atau oven, terlebih dahulu alat-alat tersebut dibungkus dengan kertas perkamen.
4. Menimbang masing-masing bahan dengan neraca timbangan dengan tepat sesuai jumlah yang diperlukan, kemudian menampungnya dengan kaca arloji yang sebelumnya telah disterilkan secara aseptis.
5. Melarutkan bahan aktif dan zat tambahan, yaitu neomycin sulfate, Natrium Edetat, dan Na metabisulfit dengan API scukupnya sampai larut.
6. Setelah larut homogen, tambahkan pengawet Benzalkonium Klorida kemudian mengecek pH-nya.
7. Menyaring larutan tersebut dengan kertas saring yang telah dijenuhkan dengan API sebelumnya dan kemudian menampungnya dalam gelas ukur.
8. Menambahkan API sampai volume tercapai 30 ml
9. Memipet 10 ml larutan kemudian memasukannya ke dalam botol berpipet yang khusus digunakan untuk sediaan tetes mata.
10. Memberi etiket





ETIKET















BAB IV
EVALUASI
1. API
Dibuat API bebas O2 dengan cara memanaskan aquades secara bertahap selama 30 menit dihitung setelah air mulai mendidih dan ditambah 10 menit lagi.
( Disajikan dalam Lembar Penyediaan Aqua Pro Injeksi )

2. Sediaan
Sediaan dibuat dalam Botol tetes mata gelap dengan volume 10 ml
Sediaan berupa injeksi volume kecil ( Guttae )
Volume : 10 ml
Warna : jernih
Semua bahan aktif agak sukar larut baik dalam pembawa serta bebas partikel melayang

3. Sterilisasi
Dilakukan Sterilisasi akhir dengan Autoklaf
Temperatur : 115 - 116
Waktu : 30 menit




BAB V
PEMBAHASAN



















BAB VI
KESIMPULAN



















DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh. Ilmu Meracik Obat. 2004. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Ansel, Howard C. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi keempat. 1989. Jakarta : UI-Press.
Department of Pharmaceutical Sciences. Martindale The Extra Pharmacopoeia, twenty-eight edition. 1982. London : The Pharmaceutical Press.
Depkes RI. Farmakope Indonesia Ed III.1979.Jakarta.
Depkes RI. Farmakope Indonesia Ed III.1979.Jakarta.
Depkes RI. Formularium Nasional, Ed II. 1978.Jakarta.
Taketomo, Carol K.Pediatric Dosage Handbook.Ed VIII.2001.USA; American Pharmaceutical Association.
Wade, Ainley and Paul J Weller.Handbook of Pharmaceutical excipients.Ed II.1994.London; The Pharmaceutical Press

Tidak ada komentar: